Transforming Literacy Learning Spaces – Membawa Literasi Semakin Dekat dengan Kehidupan Kita

Tanggal 8 September diperingati sebagai Hari Literasi Internaasional atau International Literacy Day. Peringatan ini mulai diadakan sejak konferensi tentang Pemberantasan Buta Huruf diselenggarakan di Teheran, Iran, pada tanggal 8-19 September 1965. Hari Literasi International ditetapkan sebagai pengingat akan pentingnya literasi sebagai masalah martabat dan hak asasi setiap manusia.

Pada tahun 2022 ini, UNESCO memperingati Hari Literasi Internasional dengan mengusung tema “Transforming Literacy Learning Spaces” yang artinya mengubah ruang belajar literasi. Apa sih maksudnya? Sebelum kita bahas, alangkah lebih baiknya kita samakan persepsi terlabih dahulu bahwa literasi didefinisikan sebagai kemampuan membaca dan menulis. Namun, bukan berarti literasi hanya sebatas dua hal ini saja. Literasi mencakup seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Melalu pengertian ini, pemahaman literasi meluas pada kemampuan berpikir analitik yang melibatkan berbagai aspek kecerdasan manusia. Mengapa kemampuan ini penting? Karena kemampuan ini bisa membantu kita menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Lalu apa kaitannya dengan mengubah ruang belajar literasi? Mengapa itu harus diubah dan bagaimana cara kita mengubahnya? Seperti yang kita ketahui bersama, literasi sangat erat dengan kegiatan membaca dan menulis. Jika kita membicarakan dua kegiatan tersbeut, maka secara otomatis, pandangan kiita akan mengarah pada praktik pendidikan baik itu formal maupun informal. Kegiatan membaca dan menulis lazimnya memang dilakukan di ranah pendidikan. Namun, apakah itu berarti kedua kegiatan ini hanya dilakukan di ranah pendidikan saja? Tentu tidak. Di sinilah letak miskonsepsi yang harus kita ubah.

Literasi memang berkaitan dengan membaca dan menulis, tetapi mampu membaca dan menulis saja tidaklah cukup. Terlebih, di era yang sudah modern sekarang ini, literasi sudah berkembang di ranah digital yang kemudian disebut dengan literasi digital. Apakah memahami literasi digital cukup dengan kemampuan membaca dan menulis saja? Jelas tidak. Berapa banyak kita temui kasus-kasus hoax dalam lingkungan literasi digital kita? Tak terhitung lagi jumlahnya. Mengapa ini bisa terjadi? Jawabannya adalah karena masyarakat kita yang masih rendah tingkat literasinya. Kita terbiasa untuk serta merta mempercayai apa yang kita baca tanpa menelaah terlebih dahulu kebenarannya. Perilaku seperti inilah yang menyebabkan hoax tersebar luas di negeri kita tercinta ini. Agar terbebas dari hoax, kita perlu meningkatkan kemampuan berpikir analitik kita dan untuk mencapai ini, diperlukan tingkat literasi yang tinggi. Itulah sebabnya literasi menjadi sangat penting bagi kehidupan kita.

Melalui tema “Mengubah Ruang Belajar Literasi”, diharapkan kita bisa membawa literasi lebih dekat dengan kehidupan kita. Tak hanya terbatas pada aspek pendidikan saja melainkan juga dalam aktivitas sehari-hari di lingkungan sekitar kita. Dengan begini, belajar literasi kemudian menjadi pembelajaran seumur hidup yang tak pernah terputus. Semua kalangan dari berbagai tempat diharapkan bisa terlibat dengan kegiatan positif ini. Mulai dari membiasakan diri membaca berita dari sumber terpercaya, membudayakan membaca tanda-tanda umum di ruang publik, membaca manual suatu produk sebelum menggunakannya, atau akan lebih baik lagi jika membaca kita jadikan sebagai sebuah hobi. Tak hanya membaca novel atau komik saja, apapun bahan bacaannya, selama itu bisa meningkatkan kemampuan literasi kita, jangan ragu untuk lakukan. Mari bersama-sama ubah ruang belajar literasi untuk membawa literasi semakin dekat dengan kehidupan kita.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WeCreativez WhatsApp Support
untuk pemesanan buku
👋 chat via WhatsApp