Slot Deposit Dana – Frasa Media melalui media pendidikan menghadirkan ruang kepenulisan kreatif bersama guru-guru. Kali ini Frasa Media berkolaborasi dengan SD AL-Fath BSD. Rabu, 6 Januari 2020 menjadi hari di mana Frasa Media kembali hadir di tengah dunia pendidikan. Tercatat ada tujuh puluh depalan guru yang mengikuti workshop guru menulis fiksi ini. Menyadari betapa banyaknya guru-guru yang tertarik untuk menulis, memberikan semangat tersendiri bagi Frasa Media untuk terus mengabdikan diri di ruang-ruang literasi.
“Di sekolah banyak sekali kegiatan yang mengajak siswa untuk menulis. Sebagai teladan, guru perlu meningkatkan dan menunjukkan keterampilannya dalam menulis. Bukan sebagai ajang unjuk diri, melainkan sebuah upaya memotivasi diri dan siswa bahwa menulis adalah kegiatan yang mulia. Dengan menulis, manfaat ilmu lebih terasa dan dapat ditebarkan.” Begitulah kiranya ungkapan Kepala Sekolah SD Al-Fath, Sri Indarwati Candra, S. Si., ketika memberikan sambutannya.
Ungkapan yang disampaikan oleh Sri Indarwati Candra, S.Si. dalam sambutannya benar-benar searah dengan visi permainan slot88 yang di mainkan Frasa Media melalui media pendidikannya. “Dalam zaman di mana kemampuan literasi dibutuhkan, maka pendidikan adalah poros berkembangnya literasi itu sendiri. Dalam kondisi itu, guru perlu hadir dengan semangat ikut menggerakkan gerigi perkembangan literasi melalui menulis.” Pernyataan tersebut disampaikan oleh Panggih Cahyo Setiaji selaku Koordinator Media Pendidikan Frasa Media.
Workshop Menulis Fiksi Guru SD Al-Fath BSD dirancang oleh Frasa Media dengan dua sesi. Sesi pertama merupakan pengantar tentang “Guru Juga Bisa (me-)Nulis” yang disampaikan oleh Ismail Kusmayadi. Setelahnya, Faisal Syahreza memberikan materi mengenai “Menulis Fiksi” yang diikuti dengan praktik langsung menulis.
Di sesi pertama, Ismail Kusmayadi mengatakan, “Warisan yang sangat berharga itu ternyata bukanlah harta kekayaan, melainkan ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang Anda miliki dapat diwariskan jika dituliskan.” Pernyataan tersebut seakan menjadi pemantik motivasi dan rasa penasaran para guru. Isi materi ini tersebut mengandung berbagai penyegaran ide bahwa guru sudah semestinya menulis. Bahkan ketika sesi pertanyaan dibuka, banyak guru-guru yang memberikan pertanyaan tentang semangat menulis.
Dalam sesi kedua, Faisal Syahreza mengemas dan melengkapi motivasi yang sudah dibangun di sesi pertama. Penjelasan konsep apa itu ide dan panduan-panduan teknis menulis menjadi bekal yang diberikan kepada para guru. Dalam sesi ini proses kreatif mulai dibangun. Guru diminta membuat tulisan sederhana dalam satu paragraf kemudian dipilih untuk dibahas bersama. Ada juga tulisan-tulisan yang dikirim sebelum workshop dimulai, diberikan timbal balik langsung oleh Faisal Syahreza. Metode ini memberikan respon positif dari Guru-guru SD Al-Fath. Ruang kreatif terbuka dan terjalin dua arah. Tidak sedikit pula guru-guru yang langsung bertanya dan berkonsultasi tentang tulisannya.
“Menulis adalah menuangkan ide. Menulis bisa dimulai dengan hal-hal sederhana dalam kehidupan sehari-hari.” Begitulah ungkapan salah seorang peserta setelah mendapatkan materi-materi workshop menulis fiksi kali ini. Sederhana memang, tapi setidaknya bisa ikut menyalakan semangat menulis di jiwa guru-guru. Semoga hadirnya Frasa Media dengan berbagai workshop menulis kreatif mampu memberikan andil dalam berkembangnya pendidikan dan dunia literasi.